Rabu, 26 November 2014

Cita-Cita Dan Keadaan


Berbicara masalah cita-cita dan keadaan, yak.. inilah kondisinya. Ketika cita-cita dan keadaan tidak bisa bekerjasama. Keegoisan dan kekeras kepalaan orang yang membuat orang yang bercita-cita tinggi tapi akhirnya terbentur pada keadaan.
sebuah kata dari teman yang sampai sekarang tak pernah lupa

"Keadaan itu yang buat kamu sendiri. Jadi, ketika kamu menyalahkan keadaan, sama aja menyalahkan diri sendiri."

yah, memang benar adanya, seketika telak ini seperti dislentik sama Optimus Prime.
Semenjak itu kata-kata “Keadaan selalu menang” itu saya coret dari prinsip hidup saya, sebuah kata yang tadinya sungguh mutlak memenangkan segala perdebatan tentang ego. Kita kembali kepada apa yang ada, ketika sudah tidak ada yang dipersalahkan, akhirnya menyalahkan diri sendiri adalah solusinya. Buat apa? ya buat cari penyalahan, seseorang hidup itu selalu mencari kesalahan dan kesalahan, bukan?
seorang teman pernah bilang, “Yang saya punya tinggal ego. Kalau ego saya yang satu-satunya itu saya lepas, saya punya apa?”. Lagi-lagi sebuah kata-kata yang membuat saya berfikir kembali mau melangkah kemana hidup ini. Saya yang seharusnya tidak memikirkan hal-hal yang seperti ini, tapi malah berfikir jauh kebelakang.
Tak ada yang salah memang kalau mau berubah sekarang, tak ada salahnya mau berjalan sekarang. Bukankah orang itu dilahirkan dalam keadaan tidak bisa memilih? solusinya apa? jalanin! apa lagi? mau tetap jalan di tempat? tentu tidak. Yak! mari! berjalan, melompat. Bagaimanapun caranya kudu ada cara untuk ke tempat yang lebih baik. Meski manusia itu lahir tak pernah puas dengan keadaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar